Wahyu Arifin
VHRmedia.com, Jakarta - Korupsi menjadi budaya yang mengakar dalam sendi kehidupan, sehingga kasus korupsi seperti menjadi kewajaran. Di tengah kewajaran yang tidak wajar itu sejumlah kelompok masyarakat sipil mencoba terus mengingatkan bahaya korupsi.
Budaya dilawan dengan budaya. Hal itu yang mendasari pemikiran para pegiat Perkumpulan Seni Indonesia untuk mementaskan teater Sandekala di Taman Ismail Marjuki Jakarta, Selasa (22/7) malam dan Rabu (23/7) malam.
Wawan Sofwan, sutradara yang juga penulis lakon Sandekala mengatakan, teater ini adalah drama yang disadur dari novel berjudul sama karya Godi Suwarna. "Temanya sangat menarik. Setting-nya peristiwa 1998 yang belum lama ini diperingati 10 tahunnya. Saya juga ingin mengangkat kembali kesenian masyarakat Sunda," kata Wawan di Jakarta, Senin (21/7).
Menurut Wawan, pementasan ini mengusung empat tema besar sebagai moral cerita, yaitu antikorupsi, pelanggaran HAM, persoalan lingkungan, dan kearifan lokal. Di antara tema itu yang paling menonjol adalah tema antikorupsi.
Untuk penggarapan Wawan Sofwan menggandeng tokoh-tokoh di bidang tersebut, antara lain Danang Widyoko (Wakil Ketua Badan Pekerja ICW), Chalid Muhammad (mantan Direktur Eksekutif Walhi), dan FX Rudy Gunawan (Perkumpulan Seni Indonesia).
Danang Widyoko yang juga sebagai eksekutif produser mengaku ICW sangat mendukung pementasan teater ini, karena dapat menjadi salah satu cara alternatif melawan korupsi. "Korupsi sering kali hanya dilihat sebagai kasus. Padahal, korupsi sudah menjelma menjadi budaya. Dan ini merupakan salah satu media untuk melawannya," ujarnya.
Produser pementasan Andi K Yuwono mengatakan, pementasan ini akan melibatkan 80 siswa SMA dari Bandung. Teater ini sudah dipentaskan dalam bahasa Sunda di Bandung, Mei lalu. Di Jakarta, teater ini akan dipentaskan selama dua hari. Hari pertama pementasan berbahasa Sunda dan hari berikutnya pementasan berbahasa Indonesia. "Kami melibatkan siswa SMA agar mereka mengerti bahaya korupsi. Mereka kami ajak sebagai peserta aktif dalam acara diskusi tentang pementasan Sandekala," ujarnya. (E1)
Sumber: www.VHRmedia.com
VHRmedia.com, Jakarta - Korupsi menjadi budaya yang mengakar dalam sendi kehidupan, sehingga kasus korupsi seperti menjadi kewajaran. Di tengah kewajaran yang tidak wajar itu sejumlah kelompok masyarakat sipil mencoba terus mengingatkan bahaya korupsi.
Budaya dilawan dengan budaya. Hal itu yang mendasari pemikiran para pegiat Perkumpulan Seni Indonesia untuk mementaskan teater Sandekala di Taman Ismail Marjuki Jakarta, Selasa (22/7) malam dan Rabu (23/7) malam.
Wawan Sofwan, sutradara yang juga penulis lakon Sandekala mengatakan, teater ini adalah drama yang disadur dari novel berjudul sama karya Godi Suwarna. "Temanya sangat menarik. Setting-nya peristiwa 1998 yang belum lama ini diperingati 10 tahunnya. Saya juga ingin mengangkat kembali kesenian masyarakat Sunda," kata Wawan di Jakarta, Senin (21/7).
Menurut Wawan, pementasan ini mengusung empat tema besar sebagai moral cerita, yaitu antikorupsi, pelanggaran HAM, persoalan lingkungan, dan kearifan lokal. Di antara tema itu yang paling menonjol adalah tema antikorupsi.
Untuk penggarapan Wawan Sofwan menggandeng tokoh-tokoh di bidang tersebut, antara lain Danang Widyoko (Wakil Ketua Badan Pekerja ICW), Chalid Muhammad (mantan Direktur Eksekutif Walhi), dan FX Rudy Gunawan (Perkumpulan Seni Indonesia).
Danang Widyoko yang juga sebagai eksekutif produser mengaku ICW sangat mendukung pementasan teater ini, karena dapat menjadi salah satu cara alternatif melawan korupsi. "Korupsi sering kali hanya dilihat sebagai kasus. Padahal, korupsi sudah menjelma menjadi budaya. Dan ini merupakan salah satu media untuk melawannya," ujarnya.
Produser pementasan Andi K Yuwono mengatakan, pementasan ini akan melibatkan 80 siswa SMA dari Bandung. Teater ini sudah dipentaskan dalam bahasa Sunda di Bandung, Mei lalu. Di Jakarta, teater ini akan dipentaskan selama dua hari. Hari pertama pementasan berbahasa Sunda dan hari berikutnya pementasan berbahasa Indonesia. "Kami melibatkan siswa SMA agar mereka mengerti bahaya korupsi. Mereka kami ajak sebagai peserta aktif dalam acara diskusi tentang pementasan Sandekala," ujarnya. (E1)
Sumber: www.VHRmedia.com
Post A Comment:
0 comments: