www.beritacerbon.com - Teguh Raharjo
BANDUNG : Sastrawan Sunda Godi Suwarna kembali mendapatkan penghargaan sastra tertinggi untuk jenis sastra yang menggunakan bahasa ibu. Godi Suwarna dinobatkan sebagai peraih hadiah Rancage 2008 atas karyanya Sand�kala dengan Sa�ni.
Sand�kala merupakan sebuah roman karya Godi Suwarna yang diterbitkan oleh penerbit Kelir, Bandung. Godi Suwarna akan menerima hadiah piagam dan uang Rp5 juta.
Dengan hadiah ini, Godi menjadi sastrawan Sunda yang pernah meraih tiga kali Hadiah Rancag�, semuanya untuk karya, yaitu tahun 1993 untuk kumpulan sajaknya Blues K�r� Lauk dan tahun 1996 untuk kumpulan cerita p�nd�knya Serat Sarwasatwa.
Godi dalam Sand�kala, menggunakan sebutan orang pertama �uing� (dari �kuring�, digunakan di lingkungan akrab di ped�saan) dan bahasa dial�k Ciamis.
Dengan demikian ada tiga orang sasterawan yang telah mendapat Hadiah Sastera Rancag� tiga kali. Yaitu sasterawan Jawa Suparto Brata, yaitu tahun 2000 (untuk jasa), 2001 (untuk karya kumpulan cerp�n Tr�m) dan 2005 (untuk karya roman Donyan� Wong Culika). Dan yang seorang lagi ialah sasterawan Bali I Nyoman Manda yang tahun ini mendapat hadiah lagi untuk karya. Sebelumnya dia mendapat hadiah untuk jasa (1998) dan untuk karya (2003).
Penghargaan Rancage 2008 siberikan melalui penilaian terhadap sastra berbahasa Sunda yang terbit selama 2007 sebanyak 32 judul buku. Penilaian tersebut tidak termasuk buku-buku pelajaran berbahasa Sunda.
Ketua Yayasan Rancage Ajip Rosidi mengatakan secara garis besar yang bisa dipertimbangkan untuk mendapat Hadiah Rancag� 2008 terdiri dari 3 kumpulan sajak, 6 roman, 4 kumpulan cerita p�nd�k dan 3 uraian tentang pengalaman di kampung, pengalaman naik haji dan utaian tentang pentingnya memelihara hutan.
Seperti yang sudah ditetapkan, buku cetak ulang, kumpulan karya bersama dan karya Ajip Rosidi tidak dinilai untuk mendapat hadiah Rancag�.
�Ada hal yang menarik dalam karya-karya fiksi yang terbit tahun 2007 itu, terutama karya Hadi AKS, Itto Margawaluya dan Godi Suwarna yaitu bahwa mer�ka seperti bersepakat menuliskan kehidupan da�rah asalnya dengan mempergunakan bahasa lokal pula,� katanya. (BC-111)
BANDUNG : Sastrawan Sunda Godi Suwarna kembali mendapatkan penghargaan sastra tertinggi untuk jenis sastra yang menggunakan bahasa ibu. Godi Suwarna dinobatkan sebagai peraih hadiah Rancage 2008 atas karyanya Sand�kala dengan Sa�ni.
Sand�kala merupakan sebuah roman karya Godi Suwarna yang diterbitkan oleh penerbit Kelir, Bandung. Godi Suwarna akan menerima hadiah piagam dan uang Rp5 juta.
Dengan hadiah ini, Godi menjadi sastrawan Sunda yang pernah meraih tiga kali Hadiah Rancag�, semuanya untuk karya, yaitu tahun 1993 untuk kumpulan sajaknya Blues K�r� Lauk dan tahun 1996 untuk kumpulan cerita p�nd�knya Serat Sarwasatwa.
Godi dalam Sand�kala, menggunakan sebutan orang pertama �uing� (dari �kuring�, digunakan di lingkungan akrab di ped�saan) dan bahasa dial�k Ciamis.
Dengan demikian ada tiga orang sasterawan yang telah mendapat Hadiah Sastera Rancag� tiga kali. Yaitu sasterawan Jawa Suparto Brata, yaitu tahun 2000 (untuk jasa), 2001 (untuk karya kumpulan cerp�n Tr�m) dan 2005 (untuk karya roman Donyan� Wong Culika). Dan yang seorang lagi ialah sasterawan Bali I Nyoman Manda yang tahun ini mendapat hadiah lagi untuk karya. Sebelumnya dia mendapat hadiah untuk jasa (1998) dan untuk karya (2003).
Penghargaan Rancage 2008 siberikan melalui penilaian terhadap sastra berbahasa Sunda yang terbit selama 2007 sebanyak 32 judul buku. Penilaian tersebut tidak termasuk buku-buku pelajaran berbahasa Sunda.
Ketua Yayasan Rancage Ajip Rosidi mengatakan secara garis besar yang bisa dipertimbangkan untuk mendapat Hadiah Rancag� 2008 terdiri dari 3 kumpulan sajak, 6 roman, 4 kumpulan cerita p�nd�k dan 3 uraian tentang pengalaman di kampung, pengalaman naik haji dan utaian tentang pentingnya memelihara hutan.
Seperti yang sudah ditetapkan, buku cetak ulang, kumpulan karya bersama dan karya Ajip Rosidi tidak dinilai untuk mendapat hadiah Rancag�.
�Ada hal yang menarik dalam karya-karya fiksi yang terbit tahun 2007 itu, terutama karya Hadi AKS, Itto Margawaluya dan Godi Suwarna yaitu bahwa mer�ka seperti bersepakat menuliskan kehidupan da�rah asalnya dengan mempergunakan bahasa lokal pula,� katanya. (BC-111)
Post A Comment:
0 comments: