Korupsi. Sebuah perbendaharaan kata yang tak asing bagi Indonesia. Sebuah kata yang cukup menyengat telinga kita dalam kehidupan sehari-hari dan sering ditemukan di ruang privat dan publik kita.
Sejak reformasi 1998, penyakit ini semakin membahana di seluruh Indonesia dan menjadi sorotan dunia internasional. Demonstrasi yang mendengungkan tuntutan terhadap penyelesaian kasus ini sudah tak lagi terhitung mulai dari depan balai desa hingga depan Istana Negara. Penyakit ini sungguh kronis dan mewabah ke banyak kalangan, bahkan melindas kelompok yang sesungguhnya menjadi garda terdepan negara dalam penyelesaian kasus-kasus korupsi.
Lebih jauh lagi, korupsi tidak pernah berdiri sendiri. korupsi di negara ini seringkali bukan sekedar menjadi dampak dari kontrol birokrasi yang lemah, melainkan sebagai akar masalah. Berbagai tragedi politik dan pelanggaran hak asasi manusia terjadi berawal dari sebuah kasus korupsi. Rezim Soeharto misalnya, mempertahankan kekuasaan yang korup dengan berbagai cara, termasuk melanggar hak-hak dasar warga negara, diantaranya agar kepentingan ekonomi dan politik rezim terjaga. Yang terjadi kemudian di Indonesia bukan sekedar aplikasi dari pemeo �power tends to corrupt� melainkan �corrupt to get and maintain power�.
Sudah 10 tahun reformasi bergulir. Sudah banyak nyawa yang hilang diterjang peluru, bahkan beberapa yang diculik tak pernah kembali. Darah sudah membasahi negeri ini bersama air mata orang-orang yang ditinggal pergi para pejuang reformasi. Adakah perubahan?
Dalam pementasan ini kami menggunakan bahasa Sunda, selain bahasa Indonesia, sebagai upaya menghidupkan kembali budaya lokal yang selama ini dipinggirkan. Naskah Sandekala ini merupakan adaptasi dari novel yang ditulis oleh Godi Suwarna. Sebuah sindiran tajam yang memindahkan peristiwa 1998 dengan korupsi sebagai akar masalah ke dalam sebuah kota kecil, Kawali. Novel yang ditulis asli dalam Bahasa Sunda itu memperoleh penghargaan sastra Rancage 2008.
Sejak reformasi 1998, penyakit ini semakin membahana di seluruh Indonesia dan menjadi sorotan dunia internasional. Demonstrasi yang mendengungkan tuntutan terhadap penyelesaian kasus ini sudah tak lagi terhitung mulai dari depan balai desa hingga depan Istana Negara. Penyakit ini sungguh kronis dan mewabah ke banyak kalangan, bahkan melindas kelompok yang sesungguhnya menjadi garda terdepan negara dalam penyelesaian kasus-kasus korupsi.
Lebih jauh lagi, korupsi tidak pernah berdiri sendiri. korupsi di negara ini seringkali bukan sekedar menjadi dampak dari kontrol birokrasi yang lemah, melainkan sebagai akar masalah. Berbagai tragedi politik dan pelanggaran hak asasi manusia terjadi berawal dari sebuah kasus korupsi. Rezim Soeharto misalnya, mempertahankan kekuasaan yang korup dengan berbagai cara, termasuk melanggar hak-hak dasar warga negara, diantaranya agar kepentingan ekonomi dan politik rezim terjaga. Yang terjadi kemudian di Indonesia bukan sekedar aplikasi dari pemeo �power tends to corrupt� melainkan �corrupt to get and maintain power�.
Sudah 10 tahun reformasi bergulir. Sudah banyak nyawa yang hilang diterjang peluru, bahkan beberapa yang diculik tak pernah kembali. Darah sudah membasahi negeri ini bersama air mata orang-orang yang ditinggal pergi para pejuang reformasi. Adakah perubahan?
Dalam pementasan ini kami menggunakan bahasa Sunda, selain bahasa Indonesia, sebagai upaya menghidupkan kembali budaya lokal yang selama ini dipinggirkan. Naskah Sandekala ini merupakan adaptasi dari novel yang ditulis oleh Godi Suwarna. Sebuah sindiran tajam yang memindahkan peristiwa 1998 dengan korupsi sebagai akar masalah ke dalam sebuah kota kecil, Kawali. Novel yang ditulis asli dalam Bahasa Sunda itu memperoleh penghargaan sastra Rancage 2008.
Post A Comment:
0 comments: