Prakarsa Rakyat,

Perkumpulan Seni Indonesia (PSI), ICW, WALHI, Mainteater didukung oleh Komunitas Indonesia Menggugat, Elsam, INFID, Praxis, Dewan Kesenian Jakarta, Institut Ungu, Pengelola GK Rumentang Siang dengan bantuan dana dari Hivos, ICCO dan Yayasan Tifa bekerja sama untuk memproduksi pementasan teater Sandekala yang diangkat dari novel berbahasa Sunda pemenang hadiah sastra Rancage 2008 karya Godi Suwarna. Sebagai media partner, pementasan ini menggandeng Voice of Human Rights Media dan Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat, Forum Wartawan Bandung dan Jaringan Videomaker Indonesia.

Pada tanggal 22 Mei 2008 rangkaian pementasan teater Sandekala sebagai peringatan 100 tahun kebangkitan nasional dan 10 tahun reformasi diawali dengan diskusi publik. Sebagai pembicara panitia menghadirkan Dede Yusuf, Acep Iwan Saidi, Ucok Homicides dan Sely Martini dari ICW. Dalam diskusi tersebut dibahas bagaimana seniman bergerak di ranah sosial baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk karyanya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ucok Homicides sebagai pelaku seni, megatakan bahwa seniman tidak harus melulu menuangkan karya sebagai bentuk respon sosial. Namun dia menambahkan bahwa seniman sebagai bagian dari entitas sosial harus bekerja di akar rumput bersama masyarakat walau perannya kecil dalam pengorganisasian masyarakat. Menurut Acep Iwan Saidi, seniman mempunyai peran yang penting dalam menyuarakan masalah sosial, sepertinya halnya ketika Godi menulis Sandekala yang bertema anti korupsi, lingkungan dan HAM.

Wakil Gubernur Jawa Barat yang baru, Dede Yusuf memberikan pengalaman pribadi ketika masih aktif sebagai artis bahwa seniman terkadang masih terjebak pada feodalisme budaya ketika bekerja. Khusus mengenai korupsi, dia menambahkan bahwa sudah saatnya pejabat tidak berada di atas namun seharusnya berada di bawah rakyat sebagai bentuk pelayanan dan melaksanakan fungsinya.

Pementasan Sandekala sendiri berlangsung pada tanggal 23 dan 24 Mei yang lalu bertempat di Gedung Kesenian Rementang Siang pada pukul 13.00 dan 20.00. Walaupun kapasitas gedung tidak penuh, nampak antusiasme penonton dari kalangan muda dan perempuan cukup tinggi. Hampir 70 persen dari penonton merupakan kombinasi kaula muda dan perempuan. Wawan Sofwan sebagai sutradara berhasil menuangkan naskah Sandekala dalam panggung dengan tata panggung yang apik.

Godi Suwarna sebagai penulis novel yang diadaptasi juga hadir dalam pementasan tersebut. Bahkan panitia memberikan kejutan kepada Godi pada tanggal 23 Mei, tepat sebagai peringatan ulang tahunnya yang ke 52. Nampak banyak seniman Bandung turut memberikan ucapat selamat kepada Godi ketika pementasan hari pertama usai.

Rencananya Sandekala akan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, TIM Jakarta pada tanggal 22 dan 23 Juli mendatang. Pementasan akan menggunakan bahasa Indonesia untuk memperluas target penonton dan juga tentunya bahasa Sunda seperti yang sudah dipentaskan di Bandung. (aky)


Sumber www.prakarsa-rakyat.org
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: