Setelah tertatih merangkak sekian lama, Sandekala sudah kini sudah "berbentuk". Dalam diskusi kemarin antara produser dengan tim produksi dan artistik di Bandung, nampak bahwa Sandekala sudah siap 60%. Ini cukup mengejutkan karena proses sudah sedemikian cepat. Latihan yang intens setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu terus berjalan. Komitmen seluruh tim sungguh menggembirakan yang terlihat dalam keseriusan menjalani proses latihan.

Bagaimana dengan pembiayaan? Pertanyaan yang wajar muncul untuk kelangsungan sebuah pementasan. Lampu hijau! Begitulah jawaban yang diberikan oleh produser. Sudah ada satu kontrak kerjasama yang tertuang dari Hivos Southeast Asia,satu komitmen lagi sudah ada dari ICCO/Kerkinactie - Belanda, hanya tinggal menunggu waktunya. Sementara dari Yayasan TIFA dan Kedutaan Besar Belanda masih menunggu proses kelayakan dukungan. Kenyataan tersebut tentunya merupakan sebuah tambahan energi yang bisa memacu kerja-kerja selanjutnya.

Dukungan terus mengalir baik melalui SMS, telepon, komentar di blog bahkan dari diskusi-diskusi dengan pihak-pihak lain. Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pun sudah memberikan dukungan untuk pementasan Sandekala yang sangat kental memunculkan budaya Sunda. Implementasi dukungan dari DKJ akan diwujudkan dalam bentuk kerjasama kemudahan penggunaan Graha Bakti Budaya - TIM Jakarta, dimana format kerjasamanya akan diatur kemudian.

Keterlibatan sekolah - sekolah di Bandung untuk ikut dalam mengkampanyekan issue anti korupsi, lingkungan dan HAM nampaknya bisa membuat semuanya tersenyum. Beberapa sekolah sudah bersedia untuk ikut mengirimkan siswanya untuk menonton pementasan Sandekala pada tanggal 22 hingga 23 Mei nanti dengan harga khusus pelajar. Tentunya ini merupakan hal yang positif dimana generasi muda diharapkan memperoleh kesadaran bahwa issue yang dikampanyekan merupakan bagian penting dari kehidupan mereka di masa mendatang. Para pelajar adalah calon-calon pejuang issue tersebut.

Rasa ingin tahu bagaimana Sandekala akan dipanggungkan tentunya juga harus disikapi. Keinginan agar Sandekala dipentaskan di Kawali, Ciamis juga muncul. Tentunya ini patut dipertimbangkan bersama, mengingat setting novel Sandekala karya Godi Suwarna, berada di Kawali. Apabila memungkinkan dari sisi dana dan waktu yang tersedia, dengan senang hati Sandekala akan manggung di sana.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: