Dalam mengelola sebuah produksi teater sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip manajemen kegiatan lain. Hal ini akan juga terlihat dalam pengelolaan sistem keuangan, pengumpulan bukti dan pelaporan. Terus terang memang tidak akan sekaku kegiatan lainnya yang mudah sekali dilihat dinamikanya. Mungkin perbedaan dinamika ini yang akan membedakannya di mana dalam teater harus ada banyak fleksibilitas yang bisa dicerna secara logika manajemen.

Ketika kami berbicara soal anti korupsi, maka kami pun harus mentaati prinsip prinsip dasar tersebut. Di Teater Sandekala, kami sejak awal sudah menyepakati bersama bahwa pengelolaan keuangan haruslah dilakukan oleh orang yang mampu, menggunakan sistem keuangan yang dapat diterima secara wajar dan bukti-buktinya lengkap. Di sinilah kami akhirnya bersepakat bahwa kegiatan yang ditujukan untuk publik luas ini laporan keuangannya akan diaudit oleh auditor publik sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Selama 2 hari ini, pihak produksi sedang mempersiapkan proses dan alur pengelolaan keuangan. Semua uang baik dukungan individu, donor, sponsor bahkan dari organisasi pelaksana harus dikumpulkan dalam satu rekening. Pencairannya juga harus sesuai dengan kebutuhan dan disetujui oleh penganggungjawab bidang dan produser selanjutnya pelaksana keuangan akan mencairkannya. Sebelum bukti-bukti pengeluaran terkumpul maka pengajuan dana kebutuhan selanjutnya tidak akan bisa dilakukan. Bagi kebanyakan orang mungkin ini dianggap ribet dan menyulitkan. Apakah begitu? Seharusnya tidak, karena inilah sebetulnya titik penting dalam pengelolaan keuangan demi tranparansi dan akuntabilitas.

Untuk mengelola uang tentunya juga harus ada uang. Darimana uang itu didapat? Kami mempunyai beberapa koridor penggalian dukungan dana. Sesuai tema besar tentang anti korupsi, lingkungan dan pelanggaran HAM, maka tema tersebut itu telah jelas menjadi koridor kami. Untunglah, hingga saat ini sudah ada beberapa komitmen dari pihak-pihak yang sepakat dengan kami. Tinggal menunggu waktu sebentar, begitulah kira-kira gambaran besarnya.

Sembari menunggu kontrak kerjasama, kawan-kawan di Bandung sedang sibuk hilir mudik mempersiapkan hal-hal lainnya terutama berkaitan dengan perannya yang juga menjadi bagian penting dari pertunjukan itu sendiri. Termasuk dalam hal ini adalah membuka peluang kerjasama dengan beberapa SMA sebagai bagian dari kampanye yang akan dilakukan.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: