Akhirnya... Bagi kami bukan kata akhir tapi penegasan sebuah awalan pementasan. Sambil sedikit degdegan, proses awal telah terjadi hari ini. Dan tentunya hari ini bukan peringatan April Mop bagi kami sendiri. Ini fakta!
Beberapa hari lalu tim pementasan Sandekala telah melakukan pendekatan kepada berbagai pihak untuk bergabung bersama dalam sebuah tim kerja, baik sebagai crew artistik maupun sebagai pemain. Sudah banyak yang tertarik untuk terlibat, bahkan memberi penegasan tertulis untuk bergabung. Ya, bagi kami ini merupakan awalan yang bagus untuk sebuah kerja bersama untuk saling mengerti dan berbagi.
Pada sore hari ini, tanggal 1 April 2008, sekitar 20 orang sudah berkumpul di sebuah tempat di Bandung. Tidak untuk kasak kusuk tapi membaca naskah sebagai pemahaman awal kira-kira bentuk pementasannya seperti apa. Sungguh wajar dan sepertinya keharusan bahwa pemaknaan terhadap sebuah naskah harus dilakukan secara teliti agar tidak melenceng dari alur yang diharapkan. Diskusi dan diskusi adalah kata kunci untuk mencerna baik setiap kalimat yang nantinya terlontar. Teater adalah dunia untuk berdialog, kalau pihak yang melontarkan kalimat tidak paham maka dialog tak akan mungkin terjadi dengan penonton.
Masih banyak tahap-tahap yang harus kami lakukan agar pementasan ini berhasil. Keterbatasan bagi kami harus disiasati, tidak untuk diterima sebagai takdir yang nyelonong. Kami sadar bahwa masih ada keringat yang harus basah di tubuh kami, dan otak-otak kami masih harus bergerak untuk memecahkan semuanya.
Semangat, semangat, semangat!
Beberapa hari lalu tim pementasan Sandekala telah melakukan pendekatan kepada berbagai pihak untuk bergabung bersama dalam sebuah tim kerja, baik sebagai crew artistik maupun sebagai pemain. Sudah banyak yang tertarik untuk terlibat, bahkan memberi penegasan tertulis untuk bergabung. Ya, bagi kami ini merupakan awalan yang bagus untuk sebuah kerja bersama untuk saling mengerti dan berbagi.
Pada sore hari ini, tanggal 1 April 2008, sekitar 20 orang sudah berkumpul di sebuah tempat di Bandung. Tidak untuk kasak kusuk tapi membaca naskah sebagai pemahaman awal kira-kira bentuk pementasannya seperti apa. Sungguh wajar dan sepertinya keharusan bahwa pemaknaan terhadap sebuah naskah harus dilakukan secara teliti agar tidak melenceng dari alur yang diharapkan. Diskusi dan diskusi adalah kata kunci untuk mencerna baik setiap kalimat yang nantinya terlontar. Teater adalah dunia untuk berdialog, kalau pihak yang melontarkan kalimat tidak paham maka dialog tak akan mungkin terjadi dengan penonton.
Masih banyak tahap-tahap yang harus kami lakukan agar pementasan ini berhasil. Keterbatasan bagi kami harus disiasati, tidak untuk diterima sebagai takdir yang nyelonong. Kami sadar bahwa masih ada keringat yang harus basah di tubuh kami, dan otak-otak kami masih harus bergerak untuk memecahkan semuanya.
Semangat, semangat, semangat!
Post A Comment:
0 comments: